Sudah menjadi hal yang umum bahwa banyak anak-anak remaja sangat menggemari internet dan video game – karena memang keduanya adalah hal yang saling terkait. Bagi remaja, apa-apa yang terkait teknologi, baik itu untuk sarana hiburan, atau untuk selalu terhubung dengan teman-teman bisa menjadi sebuah gangguan perilaku yang sangat serius. Kecanduan internet pada remaja jauh lebih besar daripada hanya sekedar keinginan untuk online. Sama halnya dengan gangguan perilaku lainnya, kecanduan internet ditandai dengan hilangnya kontrol progresif atas kemampuan mereka untu menghindarinya, mengatur, atau membatasi. Dalam hal ini, perilaku yang dimaksud adalah menghabiskan lebih banyak waktu di Internet.
Ini bukan masalah yang sepele, dan sudah banyak ahli yang mengenali bahwa kecanduan internet pada remaja adalah masalah nyata yang layak untuk dilakukan studi lanjutan.
Penyebab Kecanduan Internet
Seperti halnya dengan gangguan perilaku kompulsif lainnya, ada salah satu penyebab telah diidentifikasi sebagai definisi yang menyebabkan kecanduan internet ini. Kecanduan internet dianggap lebih umum dikalangan anak remaja yang sedang berjuang untuk masalah seperti depresi, hiperaktif, kecemasan, kepercayaan dan rasa rendah diri.
Kemungkinan kecanduan akan lebih besar pada anak yang menyukai game MMORPG, karena game-game jenis ini tidak akan pernah berakhir. Tantangan-tantangan baru, atau petualangan-petualangan baru akan terus-menerus ditambahkan kegame – sehingga pengguna tidak akan pernah mencapai titik selesai atau penguasaan permainan.
Walaupun Internet dan game bukanlah seperti zat adiktif dalam makanan yang membuat kecanduan, hal ini bisa memicu pelepasan endorfin (zat kimia dalam otak yang berhubungan dengan kesenangan). Hal ini sama pada otak orang yang kecanduan alk*hol dan adiktif lainnya, atau sama dengan gangguan perilaku yang lain yaitu berj*udi. Dan bagi anak remaja yang sedang berjuang mengatasi masalah kesehatan mental lain, seperti mengalami kesulitan sosial atau bermasyarakat, game online bisa sangat menarik.
Gejala Kecanduan Internet :
Daftar Konten
Unsur inti dari kecanduan internet mirip dengan kecanduan atau jenis paksaan lainnya. Mereka lebih cenderung mengalami seperti pada kriteria sebagai berikut :
- Sangat membutuhkan bermain yang lebih dan lebih untuk bisa mengalami sesuatu yang sama.
- Terobsesi – Menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berpikir tentang pengalaman dimasa lalu secara online, dan berencana untuk mendapatkan pengalaman online di masa depan.
- Mengalami frustrasi, kecemasan, dan mudah marah apabila tidak bisa online
- Cenderung memilih meninggalkan teman-teman dan kegemaran lain untuk fokus pada aktivitas online.
- Bahkan tetap melanjutkan menghabiskan waktu online setelah mendapatkan dampak negatif, seperti masalah disekolah, jalinan yang memburuk, dan bahkan masalah kesehatan.
- Kebanyakan jam diluar sekolah dihabiskan didepan komputer atau bermain game
- Suka tertidur di sekolah
- Sering lalai mengerjakan tugas
- NIlai yang merosot
- Berani berbohong mengenai penggunaan komputer atau video game
- Memilih didepan komputer daripada bertemu teman-teman mereka
- Berhenti dari kegiatan sosial atau lainnya , seperti organisasi atau klub olahraga, dsb
- Akan mudah marah jika tidak dapat kesempatan bermain video game atau di komputer
Gejala fisik
- Mengalami Carpal Tunnel Syndrome, atau yang dikaitkan dengan gerakan berulang-ulang yang berlebihan, seperti tangan yang bergerak-gerak seolah memainkan keyboard komputer.
- Gangguan tidur atau Insomnia
- Mengalami Gizi buruk, karena sering lupa makan ketika online
- Kebersihan yang buruk, karena maunya hanya fokus pada aktivitas online
- Sakit kepala, nyeri punggung, dan sakit leher, karena duduk dan fokus selama berjam-jam setiap hari
- Masalah penglihatan, umumnya mata kering
Pada intinya, gangguan kesehatan secara fisik ini terkait dengan aktifitasnya didepan komputer yang berlebihan sehingga samasekali tak bisa memanajemen waktunya dengan baik.
Pengobatan :
Menentukan pengobatan bagi remaja yang kecanduan internet tergantung berbagai faktor, termasuk usia, sifat dan tingkat keparahan perilaku. Beberapa anak bisa memberikan respon yang baik untuk terapi rawat jalan, seperti konseling atau terapi. Seementara yang lain mungkin lebih baik mengikuti program terapi. Yang jelas, marah oleh orang tua kepada mereka bukanlah solusi, jadi jika menemukan masalah ini pada anak remaja Anda, sebaiknya konsultasikan kepada ahli kesehata jiwa untuk mendapatkan penanganan yang terbaik.