Mana yang baik – Gula tebu vs pemanis buatan?

gulaGula seringkali dikatakan oleh beberapa ahli kesehatan sebagai momok utama penyebab resistensi insulin(pemicu diabetes), dan obesitas. Selalu saja ada sesuatu yang salah dengan generalisasi seperti ini, karena itu sama dengan menghukum yang baik atau buruk tanpa proses pengadilan. Tidak semua gula jahat, yaitu sama dengan bahwa tidak semua lemak jenuh itu buruk .

Jika kita tidak pernah diciptakan untuk makan-makanan yang manis, maka lidah kita mungkin tak akan pernah bisa merasakan rasa manis. Mengkonsumsi gula (tergantung dari jenis dan jumlah yang dikonsumsi), bukanlah satu-satunya faktor makanan yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan penyebab penyakit seperti diabetes. Diet tinggi lemak bisa menyebabkan hiperglikemia [referensi], selain itu susu juga berperan dalam perkembangan diabetes.

Kualitas dan kuantitas

Masalah yang sebenarnya dengan gula adalah;  “makan gula yang salah dalam jumlah yang besar”. Banyak orang yang mengkonsumsi gula berlebihan yang dalam bentuk gula rafinasi. Hal ini sebenarnya bukanlah suatu hal yang mengkhawatirkan, jika gula biasa bisa membuat orang langsing dan cerdas. Sayangnya justru sebaliknya.. .

Sumber gula terbaik akan selalu buah segar, karena buah-buahan kaya air; yang bermanfaat mencairkan gula. Buah juga tinggi serat, yang berguna untuk memperlambat pelepasan fruktosa dalam aliran darah. Buah segar juga sarat dengan nutrisi yang sangat penting untuk kesehatan.

Baca juga : Apakah gula dalam buah itu sehat?

Jika berbicara mengenai gula tambahan atau pemanis, mana yang baik?

Gula tebu organik

Gula organik selain ramah lingkungan, juga merupakan nutrisi pengganti terbaik dari gula putih biasa. Gula Tebu organik adalah gula mentah yang minus penyebab kanker dan pestisida yang merusak lingkungan disekitar perkebunan tebu. Dibandingkan dengan gula putih, gula tebu organik memiliki rasa tebu sesungguhnya dan jauh lebih sedikit pemrosesan, sehingga mempertahankan banyak nutrisi seperti halnya yang terdapat dalam perasan air tebu. Tebu sesungguhnya mengandung 17 asam amino, 11 mineral, dan 6 vitamin, termasuk antioksidan yang bisa membantu menangkal kerusakan oksidatif. Hal ini juga terdiri dari sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Gula meja biasa hanya mengandung sukrosa dan kalori, plus sisa bahan kimia yang digunakan dalam proses pemurniannya, seperti kapur, sulfur dioksida, dan asam fosfat. Tebu organik tidak seperti gula merah, yang merupakan gula putih yang masih dengan tetes tebu(molase) nya.

Warna gula tebu organik yang sama terangnya dengan gula mentah merupakan tanda jika memang tidak banyak melalui proses dibandingkan dengan gula lainnya. Semakin dekat warnanya dengan air tebu segar, maka itu lebih baik.

Bahkan gula yang dikatakan paling baikpun harus dikonsumsi dalam batas-batas yang sehat. Sementara itu tebu organik jauh lebih baik daripada gula putih atau gula coklat, dan itu akan menjadi sangat bijaksana jika konsumsinya diatur dalam jumlah yang tepat. The American Heart Association merekomendasikan untuk Pria, agar tidak melebihi batas konsumsi harian sebanyak 9 sendok teh (sekitar 150 kalori) dari gula tambahan. Dan untuk wanita, sebaiknya tidak mengkonsumsi lebih dari 6 sendok teh (100 kalori) gula tambahan dalam sehari.

Tingkat Aktifitas fisik harian dan diet seseorang mungkin bisa mempengaruhi kebutuhan akan gula, sebab gula diperlukan untuk sumber kalori, serta banyak sumber makanan lain yang dikonsumsi sehari-hari mengandung banyak gula bahkan termasuk buah.

Gula putih biasa

Gula putih atau gula meja dibuat dengan penghilangan nutrisi dan warna asli dari tanaman tebu melalui beberapa langkah proses pemurnian; kalau difikir, ini seolah keturunan yang kurus dari tebu. Jenis gula ini tidak menawarkan manfaat kesehatan yang besar, karena semua hal-hal yang sehat telah diperas keluar selama proses produksi.

Gula putih biasa bisa meningkatkan resiko diabetes tipe 2, obesitas, dan risiko penyakit kardiovaskular. Asupan gula putih halus berlebihan bahkan juga bisa menyebabkan kondisi seperti kerusakan gigi, peradangan, kerusakan pankreas, osteoporosis, masalah penglihatan, hiperaktif, hipertensi, kolesterol tinggi, multiple sclerosis(kondisi yang mempengaruhi otak dan saraf belakang), kurang gizi, ginjal, dsb.

Baca juga : Makan banyak gula dan resiko kematian akibat penyakit jantung

Sirup jagung fruktosa tinggi

Sirup jagung tinggi fruktosa mungkin lampir sama dengan gula putih halus, karena keduanya sama-sama terkenal akan kalori kosongnya; atau kalori yang tidak memberikan manfaat gizi kepada konsumennya. Hal ini telah dikaitkan dengan masalah hipertensi, asam urat tinggi, diabetes, kanker pankreas, obesitas, dan penyakit kardiovaskular. [referensi, 1, 2, 3, 4,]

Gula buatan

Gula buatan yang paling populer adalah aspartam. Ada banyak kontroversial mengenai pemanis 0 kalori yang ini. Aspartam, pada awalnya dikatakan sebagai gula yang mematikan oleh para ahli non kesehatan [ referensi ].  Pendapat yang menentang/kontra mengatakan bahwa pemanis buatan ini adalah zat aditif nurotoksik yang peredarannya memiliki legalitas, yang berpotensi menyebabkan penyakit parkinson, limfoma, fungsi tiroid rendah, lupus, multiple sclerosis, ADHD, dan bahkan kanker. Sementara pendapat yang pro mengatakan, aspartam aman dikonsumsi.

Tapi kalau menurut saya, apa-apa yang bukan aslinya(terutama menggunakan bahan kimia) tentunya tidak bagus bagi tubuh bukan?.. tentu ada kompensasi yang harus kita bayar dibelakang. Menurut Anda bagaimana?

Selain aspartam, masih ada beberapa jenis pemanis buatan yang lain, yaitu Acesulfame K, sakarin, dan sucralose

Acesulfame K tidak sepopuler pemanis buatan lainnya, hanya sebatas sebagai aspartam di pasaran. Ini adalah pemain dengan nilai tertinggi kedua dengan meter toksisitasnya sebelah aspartam. Acesulfame K mengandung methylene chloride, adalah karsinogen yang diketahui bisa menyebabkan kerusakan hati, rasa mual, masalah ginjal, gangguan mental, depresi, dan tentu juga kanker . [Referensi ]

Sakarin disebut sebagai bapak dari semua jenis pemanis buatan, dan masih sukses menjadi gula pengganti yang populer meskipun banyak beredar isu-isu yang kontroversial tentang keamanannya. Sakarin adalah pemanis buatan turunan dari tar batubara yang banyak dikaitkan dengan kanker kandung kemih [referensi].

Sucralose adalah klorinasi sukrosa yang memicu lipogenesis dan menginduksi kematian bakteri yang menguntungkan [ referensi]. Hal ini tidak mengherankan karena ada 2 alasan: 1) klorin telah dikaitkan dengan kelebihan berat badan;  dan 2), merupakan desinfektan yang dibuat untuk mematikan mikroorganisme untuk persediaan air minum kota.

Gula aren/kelapa

Gula aren berasal dari getah pohon kelapa atau aren, merupakan pemanis rendah GI yang mulai mendapatkan popularitas di kalangan kesehatan tertentu. Yang baik biasanya dijual setelah dipasteurisasi dan dibiarkan untuk sementara waktu sebelum pengemasan, adalah pemanis yang lebih kaya akan asam amino, vitamin, mineral, dan enzim, jika dibandingkan dengan yang melalui proses perebusan dan metode penguapan yang sama seperti gula tebu.

*****

Gula putih biasa, sirup jagung fruktosa tinggi, aspartam, dan jenis gula lain sudah dikenal di seluruh dunia. Hal ini membuatnya seakan hampir mustahil untuk menghindarinya. Sebagian dari kita bahkan tidak menyadari keberadaannya dalam makanan/minuman yang kita konsumsi. Namun jangan khawatir, karena masih saja ada alternatif yang lebih baik yang bisa kita percaya. Sebaiknya Anda mencari nasehat dari seorang ahli gizi atau ahli kesehatan profesional untuk menentukan mana yang terbaik bagi Anda.

Leave a Reply